Tuesday, 16 June 2009

Bahagia, ada pada Jiwa yang Bisa Bersyukur

Apakah anda pernah membayangkan menulis buku bukan dengan tangan, kaki atau anggota tubuh lainnya? Bayangkan kalau anda menulis dengan kelopak mata kiri? Jika Anda mengatakan itu hal yang mustahil untuk dilakukan, Anda tentu belum mengenal orang yang bernama Jean-Dominique Bauby. Seorang pemimpin redaksi majalah Elle, majalah kebanggaan Prancis yang digandrungi wanita seluruh dunia.

Betapa mengagumkan semangat hidup dan tekad maupun kemauannya untuk menulis dan membagikan kisah hidupnya yang begitu luar biasa. Ia meninggal tiga hari setelah bukunya diterbitkan. Setelah tahu apa yang dialami si Jean dalam menempuh hidup ini, Anda pasti akan berpikir, "Berapa pun problem dan beban hidup kita semua, hampir tidak ada artinya dibandingkan dengan si Jean!"

Tahun 1995, ia terkena stroke yang menyebabkan seluruh tubuhnya lumpuh. Ia mengalami apa yang disebut locked-in syndrome, kelumpuhan total yang disebutnya "Seperti pikiran di dalam botol". Memang ia masih dapat berpikir jernih tetapi sama sekali tidak bisa berbicara maupun bergerak. Satu-satunya otot yang masih dapat diperintahnya adalah kelopak mata kirinya. Jadi itulah cara dia berkomunikasi dengan para perawat, dokter rumah sakit, keluarga dan temannya.

Begini cara Jean menulis buku. Mereka (keluarga, perawat, teman- temannya) menunjukkan huruf demi huruf dan si Jean akan berkedip apabila huruf yang ditunjukkan adalah yang dipilihnya. "Bukan main," kata Anda.

Ya, itu juga reaksi semua yang membaca kisahnya. Buat kita, kegiatan menulis mungkin sepele dan menjadi hal yang biasa. Namun, kalau kita disuruh "menulis" dengan cara si Jean, barang kali kita harus menangis dulu berhari-hari dan bukan buku yang jadi, tapi mungkin meminta ampun untuk tidak disuruh melakukan apa yang dilakukan Jean dalam pembuatan bukunya.

Tahun 1996 ia meninggal dalam usia 45 tahun setelah menyelesaikan memoarnya yang ditulisnya secara sangat istimewa. Judulnya, "Le Scaphandre" et le Papillon (The Bubble and the Butterfly).

Jean adalah contoh orang yang tidak menyerah pada nasib yang digariskan untuknya. Dia tetap hidup dalam kelumpuhan dan tetap berpikir jernih untuk bisa menjadi seseorang yang berguna, walaupun untuk menelan ludah pun, dia tidak mampu, karena seluruh otot dan saraf di tubuhnya lumpuh. Tetapi yang patut kita teladani adalah bagaimana dia menyikapi situasi hidup yang dialaminya dengan baik dan tetap menjadi seorang manusia (bahasa Sansekerta yang berarti pikiran yang terkendali), bahkan bersedia berperan langsung dalam film yang mengisahkan dirinya.

Jean, tetap hidup dengan bahagia dan optimistis, dengan kondisinya yang seperti sosok mayat bernapas. Sedangkan kita yang hidup tanpa punya problem seberat Jean, sering menjadi manusia yang selalu mengeluh..! Coba ingat-ingat apa yang kita lakukan. Ketika mendapat cuaca hujan, biasanya menggerutu. Sebaliknya, mendapat cuaca panas juga menggerutu. Punya anak banyak mengeluh, tidak punya anak juga mengeluh. Carl Jung, pernah menulis demikian: "Bagian yang paling menakutkan dan sekaligus menyulitkan adalah menerima diri sendiri secara utuh, dan hal yang paling sulit dibuka adalah pikiran yang tertutup!"

Maka, betapapun kacaunya keadaan kita saat ini, bagi yang sedang stres berat, yang sedang berkelahi baik dengan diri sendiri maupun melawan orang lain, atau anggota keluarga yang sedang tidak bahagia karena kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi, yang baru mendapat musibah kecelakaan atau bencana, bagi yang sedang di-PHK, ingatlah kita masih bisa menelan ludah, masih bisa makan dan menggerakkan anggota tubuh lainnya. Maka bersyukurlah, dan berbahagialah...! Jangan menjadi pengeluh, penggerutu, penuntut abadi, tapi bijaksanalah untuk bisa selalu think and thank (berpikir, kemudian berterima kasih/ bersyukurl).

Dalam artikel yang berjudul Kegagalan & Kesuksesan Hasil Konsekuensi Pikiran ( SPM 26 Februari 2005) dituliskan, seseorang yang sadar sepenuhnya, dia datang ke dunia ini hanya dibekali sebuah nyawa (jiwa). Nah, nyawa itu harus dirawat dengan menjalani kehidupan secara bertanggung jawab. Dengan nyawa ini pulalah, seseorang harus hidup bahagia, di manapun dia berada, dan dalam kondisi apapun, dia harus bisa bahagia. Kunci kebahagiaan adalah bersyukur! Mensyukuri apa yang kita dapat itu penting, termasuk sebuah nyawa agar kita bisa hidup di alam ini. Dan kebahagiaan bisa dibuat, dengan tidak meminta (menuntut) apapun pada orang lain, tetapi memberikan apa yang bisa diberikan kepada orang lain agar mereka bahagia. Jadilah seseorang yang merasa ada gunanya untuk kehidupan ini.

Untuk itu, Anda bisa mendengarkan intuisi sendiri sehingga bertindak sesuai nurani dan menghasilkan apa yang Anda inginkan dalam hidup. Hadapi hidup dengan tabah karena orang-orang beruntung bukan tidak pernah gagal. Bukan tidak pernah ditolak, juga bukan tidak pernah kecewa. Justru banyak orang yang sukses itu sebetulnya orang yang telah banyak mengalami kegagalan.

Berpikirlah positif, Anda akan menjadi orang yang beruntung. Banyak cerita tentang keberuntungan berasal dari kejadian-kejadian yang tidak menguntungkan. Misalnya, kehilangan pekerjaan memunculkan ide besar untuk mulai bisnis sendiri dan menjadi majikan. Ditolak pun bisa mendatangkan kesuksesan. Tetapi, untuk mendapatkan keberuntungan diperlukan usaha. Dan mulailah sekarang juga untuk berusaha!

Sumber: Bahagia, ada pada Jiwa yang Bisa Bersyukur oleh Lianny Hendranata.


Salam sukses,


Junaedi
"Hidup bukan sekedar Hidup"


Bahagia, ada pada Jiwa yang Bisa Bersyukur

Apakah anda pernah membayangkan menulis buku bukan dengan tangan, kaki atau anggota tubuh lainnya? Bayangkan kalau anda menulis dengan kelopak mata kiri? Jika Anda mengatakan itu hal yang mustahil untuk dilakukan, Anda tentu belum mengenal orang yang bernama Jean-Dominique Bauby. Seorang pemimpin redaksi majalah Elle, majalah kebanggaan Prancis yang digandrungi wanita seluruh dunia.

Betapa mengagumkan semangat hidup dan tekad maupun kemauannya untuk menulis dan membagikan kisah hidupnya yang begitu luar biasa. Ia meninggal tiga hari setelah bukunya diterbitkan. Setelah tahu apa yang dialami si Jean dalam menempuh hidup ini, Anda pasti akan berpikir, "Berapa pun problem dan beban hidup kita semua, hampir tidak ada artinya dibandingkan dengan si Jean!"

Tahun 1995, ia terkena stroke yang menyebabkan seluruh tubuhnya lumpuh. Ia mengalami apa yang disebut locked-in syndrome, kelumpuhan total yang disebutnya "Seperti pikiran di dalam botol". Memang ia masih dapat berpikir jernih tetapi sama sekali tidak bisa berbicara maupun bergerak. Satu-satunya otot yang masih dapat diperintahnya adalah kelopak mata kirinya. Jadi itulah cara dia berkomunikasi dengan para perawat, dokter rumah sakit, keluarga dan temannya.

Begini cara Jean menulis buku. Mereka (keluarga, perawat, teman- temannya) menunjukkan huruf demi huruf dan si Jean akan berkedip apabila huruf yang ditunjukkan adalah yang dipilihnya. "Bukan main," kata Anda.

Ya, itu juga reaksi semua yang membaca kisahnya. Buat kita, kegiatan menulis mungkin sepele dan menjadi hal yang biasa. Namun, kalau kita disuruh "menulis" dengan cara si Jean, barang kali kita harus menangis dulu berhari-hari dan bukan buku yang jadi, tapi mungkin meminta ampun untuk tidak disuruh melakukan apa yang dilakukan Jean dalam pembuatan bukunya.

Tahun 1996 ia meninggal dalam usia 45 tahun setelah menyelesaikan memoarnya yang ditulisnya secara sangat istimewa. Judulnya, "Le Scaphandre" et le Papillon (The Bubble and the Butterfly).

Jean adalah contoh orang yang tidak menyerah pada nasib yang digariskan untuknya. Dia tetap hidup dalam kelumpuhan dan tetap berpikir jernih untuk bisa menjadi seseorang yang berguna, walaupun untuk menelan ludah pun, dia tidak mampu, karena seluruh otot dan saraf di tubuhnya lumpuh. Tetapi yang patut kita teladani adalah bagaimana dia menyikapi situasi hidup yang dialaminya dengan baik dan tetap menjadi seorang manusia (bahasa Sansekerta yang berarti pikiran yang terkendali), bahkan bersedia berperan langsung dalam film yang mengisahkan dirinya.

Jean, tetap hidup dengan bahagia dan optimistis, dengan kondisinya yang seperti sosok mayat bernapas. Sedangkan kita yang hidup tanpa punya problem seberat Jean, sering menjadi manusia yang selalu mengeluh..! Coba ingat-ingat apa yang kita lakukan. Ketika mendapat cuaca hujan, biasanya menggerutu. Sebaliknya, mendapat cuaca panas juga menggerutu. Punya anak banyak mengeluh, tidak punya anak juga mengeluh. Carl Jung, pernah menulis demikian: "Bagian yang paling menakutkan dan sekaligus menyulitkan adalah menerima diri sendiri secara utuh, dan hal yang paling sulit dibuka adalah pikiran yang tertutup!"

Maka, betapapun kacaunya keadaan kita saat ini, bagi yang sedang stres berat, yang sedang berkelahi baik dengan diri sendiri maupun melawan orang lain, atau anggota keluarga yang sedang tidak bahagia karena kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi, yang baru mendapat musibah kecelakaan atau bencana, bagi yang sedang di-PHK, ingatlah kita masih bisa menelan ludah, masih bisa makan dan menggerakkan anggota tubuh lainnya. Maka bersyukurlah, dan berbahagialah...! Jangan menjadi pengeluh, penggerutu, penuntut abadi, tapi bijaksanalah untuk bisa selalu think and thank (berpikir, kemudian berterima kasih/ bersyukurl).

Dalam artikel yang berjudul Kegagalan & Kesuksesan Hasil Konsekuensi Pikiran ( SPM 26 Februari 2005) dituliskan, seseorang yang sadar sepenuhnya, dia datang ke dunia ini hanya dibekali sebuah nyawa (jiwa). Nah, nyawa itu harus dirawat dengan menjalani kehidupan secara bertanggung jawab. Dengan nyawa ini pulalah, seseorang harus hidup bahagia, di manapun dia berada, dan dalam kondisi apapun, dia harus bisa bahagia. Kunci kebahagiaan adalah bersyukur! Mensyukuri apa yang kita dapat itu penting, termasuk sebuah nyawa agar kita bisa hidup di alam ini. Dan kebahagiaan bisa dibuat, dengan tidak meminta (menuntut) apapun pada orang lain, tetapi memberikan apa yang bisa diberikan kepada orang lain agar mereka bahagia. Jadilah seseorang yang merasa ada gunanya untuk kehidupan ini.

Untuk itu, Anda bisa mendengarkan intuisi sendiri sehingga bertindak sesuai nurani dan menghasilkan apa yang Anda inginkan dalam hidup. Hadapi hidup dengan tabah karena orang-orang beruntung bukan tidak pernah gagal. Bukan tidak pernah ditolak, juga bukan tidak pernah kecewa. Justru banyak orang yang sukses itu sebetulnya orang yang telah banyak mengalami kegagalan.

Berpikirlah positif, Anda akan menjadi orang yang beruntung. Banyak cerita tentang keberuntungan berasal dari kejadian-kejadian yang tidak menguntungkan. Misalnya, kehilangan pekerjaan memunculkan ide besar untuk mulai bisnis sendiri dan menjadi majikan. Ditolak pun bisa mendatangkan kesuksesan. Tetapi, untuk mendapatkan keberuntungan diperlukan usaha. Dan mulailah sekarang juga untuk berusaha!

Sumber: Bahagia, ada pada Jiwa yang Bisa Bersyukur oleh Lianny Hendranata.


Salam sukses,


Junaedi
"Hidup bukan sekedar Hidup"


Wednesday, 10 June 2009

Pencerahan Hati: Rahasia Kesuksesan

Semoga kita semua mampu mengambil pelajaran dan hikmah dari Allah swt melalui e-mail dari seorang hamba Allah ini...

.......................................................

Berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, saya dipertemukan dengan hamba-Nya yang satu ini. Beliau adalah seorang leader yang selalu mengayomi, memberikan bimbingan, semangat, inspirasi, ide dan gagasan segar. Beliau seorang pemimpin yang mampu menggerakkan ratusan hingga ribuan anak buahnya. Beliau seorang guru yang memiliki lautan ilmu, yang selalu siap ditimba oleh anak-anaknya dan bagai tiada pernah habis.

Saat ini beliau memiliki berbagai macam bidang usaha, di antaranya sebagai supplier dan distribusi alat dan produk kesehatan, puluhan hektar tambak,
puluhan hektar ladang, berpuluh rumah kos, ruko, stand penjualan di mall, apartemen dan lain-lain. Pernah saya mencoba menghitung, penghasilan beliau bisa mencapai Rp 1 Milyar per bulannya. Sebuah pencapaian luar biasa bagi saya dan kebanyakan orang lain.

Pertemuan antara saya dan beliau yang saya ceritakan di bawah ini terjadi beberapa tahun yang lalu, di saat penghasilan beliau masih berkisar Rp 200 juta per bulan. Bagi saya, angka ini pun sudah bukan main dahsyatnya. Sengaja saya tidak menyebutkan namanya, karena cerita ini saya publish belum mendapatkan ijin dari beliau. Kita ambil wisdomnya saja ya.

Suatu hari, terjadilah dialog antara saya dengan beliau di serambi sebuah hotel di Bandung . Saya ingat, beliau berpesan bahwa beliau senang ditanya. Kalau ditanya, maka akan dijelaskan panjang lebar. Tapi kalau kita diam, maka beliau pun akan "tidur". Jadilah saya berpikir untuk selalu mengajaknya ngobrol. Bertanya apa saja yang bisa saya tanyakan.

Sampai akhirnya saya bertanya secara asal, "Pak, Anda saat ini kan bisa dibilang sukses. Paling tidak, lebih sukses daripada orang lain. Lalu menurut Anda, apa yang menjadi rahasia kesuksesan Anda?"

Tak dinyana beliau menjawab pertanyaan ini dengan serius.

" Ada empat hal yang harus Anda perhatikan," begitu beliau memulai penjelasannya.

### RAHASIA PERTAMA ###

"Pertama. *Jangan lupakan orang tuamu, khususnya ibumu*. Karena ibu adalah orang yang melahirkan kita ke muka bumi ini. Mulai dari mengandung 9 bulan lebih, itu sangat berat. Ibu melahirkan kita dengan susah payah, sakit sekali, nyawa taruhannya. Surga di bawah telapak kaki ibu. Ibu bagaikan pengeran katon (Tuhan yang kelihatan).

Banyak orang sekarang yang salah. Para guru dan kyai dicium tangannya, sementara kepada ibunya tidak pernah. Para guru dan kyai dipuja dan
dielukan, diberi sumbangan materi jutaan rupiah, dibuatkan rumah; namun ibunya sendiri di rumah dibiarkan atau diberi materi tapi sedikit sekali. Banyak orang yang memberangkatkan haji guru atau kyainya, padahal ibunya sendiri belum dihajikan. Itu terbalik.

Pesan Nabi : Ibumu, ibumu, ibumu... baru kemudian ayahmu dan gurumu. Ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua. Kumpulkan seribu ulama untuk berdoa. Maka doa ibumu jauh lebih mustajabah."*

Beliau mengambil napas sejenak.

### RAHASIA KEDUA ###

"Kemudian yang kedua," beliau melanjutkan. *"Banyaklah memberi. Banyaklah bersedekah. Allah berjanji membalas setiap uang yang kita keluarkan itu dengan berlipat ganda. Sedekah mampu mengalahkan angin. Sedekah bisa mengalahkan besi. Sedekah membersihkan harta dan hati kita. Sedekah melepaskan kita dari marabahaya. Allah mungkin membalas sedekah kita dengan rejeki yang banyak, kesehatan, terhindarkan kita dari bahaya, keluarga yang baik, ilmu, kesempatan, dan lain-lain*.

Jangan sepelekan bila ada pengemis datang meminta-minta kepadamu. Karena saat itulah sebenarnya Anda dibukakan pintu rejeki. Beri pengemis itu dengan pemberian yang baik dan sikap yang baik. Kalau punya uang kertas, lebih baik memberinya dengan uang kertas, bukan uang logam. Pilihkan lembar uang kertas yang masih bagus, bukan yang sudah lecek. Pegang dengan dua tangan, lalu ulurkan dengan sikap hormat kalau perlu sambil menunduk (menghormat). Pengemis yang Anda beri dengan cara seperti itu, akan terketuk hatinya, 'Belum pernah ada orang yang memberi dan menghargaiku seperti ini.' Maka terucap atau tidak, dia akan mendoakan Anda dengan kelimpahan rejeki, kesehatan dan kebahagiaan.

Banyak orang yang keliru dengan menolak pengemis yang mendatanginya, bahkan ada pula yang menghardiknya. Perbuatan itu sama saja dengan menutup pintu rejekinya sendiri.

Dalam kesempatan lain, ketika saya berjalan-jalan dengan beliau, beliau jelas mempraktekkan apa yang diucapkannya itu. Memberi pengemis dengan
selembar uang ribuan yang masih bagus dan memberikannya dengan dua tangan sambil sedikit membungkuk hormat. Saya lihat pengemis itu memang berbinar dan betapa berterima kasihnya.

### RAHASIA KETIGA ###

"Allah berjanji memberikan rejeki kepada kita dari jalan yang tidak disangka-sangka, " begitu beliau mengawali penjelasannya untuk rahasia ketiganya. "Tapi sedikit orang yang tahu, bagaimana caranya supaya itu cepat terjadi? Kebanyakan orang hanya menunggu. Padahal itu ada jalannya."

"Benar di Al Quran ada satu ayat yang kira-kira artinya : Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya diadakan-Nya jalan keluar baginya dan memberinya rejeki dari jalan/pintu yang tidak diduga-duga" , saya menimpali (QS Ath Thalaq 2-3).

"Nah, ingin tahu caranya bagaimana agar kita mendapatkan rejeki yang tidak diduga-duga? ," tanya beliau.

"Ya, bagaimana caranya?" jawab saya. Saya pikir cukup dengan bertaqwa, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka Allah akan mengirim rejeki itu datang untuk kita.

"Banyaklah menolong orang. Kalau ada orang yang butuh pertolongan, kalau ketemu orang yang kesulitan, langsung Anda bantu!" jawaban beliau ini
membuat saya berpikir keras. "Saat seperti itulah, Anda menjadi rejeki yang tidak disangka-sangka bagi orang itu. Maka tentu balasannya adalah Allah akan memberikan kepadamu rejeki yang tidak disangka-sangka pula."*

"Walau pun itu orang kaya?" tanya saya.

"Ya, walau itu orang kaya, suatu saat dia pun butuh bantuan. Mungkin dompetnya hilang, mungkin ban mobilnya bocor, atau apa saja. Maka jika Anda temui itu dan Anda bisa menolongnya, segera bantulah."

"Walau itu orang yang berpura-pura? Sekarang kan banyak orang jalan kaki, datang ke rumah kita, pura-pura minta sumbangan rumah ibadah, atau pura-pura belum makan, tapi ternyata cuma bohongan. Sumbangan yang katanya untuk rumah ibadah, sebenarnya dia makan sendiri," saya bertanya lagi.

"Ya walau orang itu cuma berpura-pura seperti itu," jawab beliau. "Kalau Anda tanya, sebenarnya dia pun tidak suka melakukan kebohongan itu. Dia itu
sudah frustasi karena tidak bisa bekerja atau tidak punya pekerjaan yang benar. Dia itu butuh makan, namun sudah buntu pikirannya. Akhirnya itulah
yang bisa dia lakukan. Soal itu nanti, serahkan pada Allah. Allah yang menghakimi perbuatannya, dan Allah yang membalas niat dan pemberian Anda."

### RAHASIA KEEMPAT ###

Wah, makin menarik, nih. Saya manggut-manggut. Sebenarnya saya tidak menyangka kalau pertanyaan asal-asalan saya tadi berbuah jawaban yang begitu serius dan panjang. Sekarang tinggal satu rahasia lagi, dari empat rahasia seperti yang dikatakan beliau sebelumnya.

"Yang keempat nih, Mas," beliau memulai. *"Jangan mempermainkan wanita".*

Hm... ini membuat saya berpikir keras. Apa maksudnya. Apakah kita membuat janji dengan teman wanita, lalu tidak kita tepati? Atau jangan biarkan wanita menunggu? Seperti di film-film saja.

"Maksudnya begini. Anda kan punya istri, atau suami. Itu adalah pasangan hidup Anda, baik di saat susah maupun senang. Ketika Anda pergi meninggalkan rumah untuk mencari nafkah, dia di rumah menunggu dan berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan Anda. Dia ikut besama Anda di kala Anda susah, penghasilan yang pas-pasan, makan dan pakaian seadanya, dia mendampingi Anda dan mendukung segala usaha Anda untuk berhasil."

"Lalu?" saya tak sabar untuk tahu kelanjutan maksudnya.

"Banyak orang yang kemudian ketika sukses, uangnya banyak, punya jabatan, lalu menikah lagi. Atau mulai bermain wanita (atau bermain pria, bagi yang perempuan). Baik menikah lagi secara terang-terangan, apalagi diam-diam, itu menyakiti hati pasangan hidup Anda. Ingat, pasangan hidup yang dulu mendampingi Anda di kala susah, mendukung dan berdoa untuk kesuksesan Anda. Namun ketika Anda mendapatkan sukses itu, Anda meninggalkannya. Atau Anda menduakannya. "

Oh... pelajaran monogami nih, pikir saya dalam hati.

"Banyak orang yang lupa hal itu. Begitu sudah jadi orang besar, uangnya banyak, lalu cari istri lagi. Menikah lagi. Rumah tangganya jadi kacau. Ketika merasa ditinggalkan, pasangan hidupnya menjadi tidak rela. Akhirnya uangnya habis untuk biaya sana-sini. *Banyak orang yang jatuh karena hal seperti ini. Dia lupa bahwa pasangan hidupnya itu sebenarnya ikut punya andil dalam kesuksesan dirinya," beliau melanjutkan.*

Hal ini saya buktikan sendiri, setiap saya datang ke rumahnya yang di Waru Sidoarjo, saya menjumpai beliau punya 1 istri, 2 anak laki-laki dan 1 anak
perempuan.

Perbincangan ini ditutup ketika kemudian ada tamu yang datang....


### KEDAHSYATAN SEDEKAH ###

Sedekah adalah penolak bala, penyubur pahala, dan melipatgandakan rezeki; sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat. Masya Allah!

Sahabat, betapa dahsyatnya sedekah yang dikeluarkan di jalan Allah yang disertai dengan hati ikhlas, sampai-sampai Rasul sendiri membuat perbandingan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, "Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut.

Kemudian mereka bertanya, 'Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?'.

Allah menjawab, ' Ada , yaitu besi'.

Para malaikat pun kembali bertanya, 'Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari besi?'.

Allah menjawab, ' Ada , yaitu api'.

Bertanya kembali para malaikat, 'Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu
yang lebih kuat dari api?'.

Allah menjawab, ' Ada , yaitu air'.

'Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?' tanya para malaikat.

Allah pun menjawab, ' Ada , yaitu angin'.

Akhirnya para malaikat bertanya lagi, 'Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?'.

Allah yang Mahakaya menjawab, ' Ada , yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya'

*Subhanallah. ... *


Salam sukses,


Junaedi
"Hidup bukan sekedar Hidup"


Pencerahan Hati: Rahasia Kesuksesan

Semoga kita semua mampu mengambil pelajaran dan hikmah dari Allah swt melalui e-mail dari seorang hamba Allah ini...

.......................................................

Berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, saya dipertemukan dengan hamba-Nya yang satu ini. Beliau adalah seorang leader yang selalu mengayomi, memberikan bimbingan, semangat, inspirasi, ide dan gagasan segar. Beliau seorang pemimpin yang mampu menggerakkan ratusan hingga ribuan anak buahnya. Beliau seorang guru yang memiliki lautan ilmu, yang selalu siap ditimba oleh anak-anaknya dan bagai tiada pernah habis.

Saat ini beliau memiliki berbagai macam bidang usaha, di antaranya sebagai supplier dan distribusi alat dan produk kesehatan, puluhan hektar tambak,
puluhan hektar ladang, berpuluh rumah kos, ruko, stand penjualan di mall, apartemen dan lain-lain. Pernah saya mencoba menghitung, penghasilan beliau bisa mencapai Rp 1 Milyar per bulannya. Sebuah pencapaian luar biasa bagi saya dan kebanyakan orang lain.

Pertemuan antara saya dan beliau yang saya ceritakan di bawah ini terjadi beberapa tahun yang lalu, di saat penghasilan beliau masih berkisar Rp 200 juta per bulan. Bagi saya, angka ini pun sudah bukan main dahsyatnya. Sengaja saya tidak menyebutkan namanya, karena cerita ini saya publish belum mendapatkan ijin dari beliau. Kita ambil wisdomnya saja ya.

Suatu hari, terjadilah dialog antara saya dengan beliau di serambi sebuah hotel di Bandung . Saya ingat, beliau berpesan bahwa beliau senang ditanya. Kalau ditanya, maka akan dijelaskan panjang lebar. Tapi kalau kita diam, maka beliau pun akan "tidur". Jadilah saya berpikir untuk selalu mengajaknya ngobrol. Bertanya apa saja yang bisa saya tanyakan.

Sampai akhirnya saya bertanya secara asal, "Pak, Anda saat ini kan bisa dibilang sukses. Paling tidak, lebih sukses daripada orang lain. Lalu menurut Anda, apa yang menjadi rahasia kesuksesan Anda?"

Tak dinyana beliau menjawab pertanyaan ini dengan serius.

" Ada empat hal yang harus Anda perhatikan," begitu beliau memulai penjelasannya.

### RAHASIA PERTAMA ###

"Pertama. *Jangan lupakan orang tuamu, khususnya ibumu*. Karena ibu adalah orang yang melahirkan kita ke muka bumi ini. Mulai dari mengandung 9 bulan lebih, itu sangat berat. Ibu melahirkan kita dengan susah payah, sakit sekali, nyawa taruhannya. Surga di bawah telapak kaki ibu. Ibu bagaikan pengeran katon (Tuhan yang kelihatan).

Banyak orang sekarang yang salah. Para guru dan kyai dicium tangannya, sementara kepada ibunya tidak pernah. Para guru dan kyai dipuja dan
dielukan, diberi sumbangan materi jutaan rupiah, dibuatkan rumah; namun ibunya sendiri di rumah dibiarkan atau diberi materi tapi sedikit sekali. Banyak orang yang memberangkatkan haji guru atau kyainya, padahal ibunya sendiri belum dihajikan. Itu terbalik.

Pesan Nabi : Ibumu, ibumu, ibumu... baru kemudian ayahmu dan gurumu. Ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua. Kumpulkan seribu ulama untuk berdoa. Maka doa ibumu jauh lebih mustajabah."*

Beliau mengambil napas sejenak.

### RAHASIA KEDUA ###

"Kemudian yang kedua," beliau melanjutkan. *"Banyaklah memberi. Banyaklah bersedekah. Allah berjanji membalas setiap uang yang kita keluarkan itu dengan berlipat ganda. Sedekah mampu mengalahkan angin. Sedekah bisa mengalahkan besi. Sedekah membersihkan harta dan hati kita. Sedekah melepaskan kita dari marabahaya. Allah mungkin membalas sedekah kita dengan rejeki yang banyak, kesehatan, terhindarkan kita dari bahaya, keluarga yang baik, ilmu, kesempatan, dan lain-lain*.

Jangan sepelekan bila ada pengemis datang meminta-minta kepadamu. Karena saat itulah sebenarnya Anda dibukakan pintu rejeki. Beri pengemis itu dengan pemberian yang baik dan sikap yang baik. Kalau punya uang kertas, lebih baik memberinya dengan uang kertas, bukan uang logam. Pilihkan lembar uang kertas yang masih bagus, bukan yang sudah lecek. Pegang dengan dua tangan, lalu ulurkan dengan sikap hormat kalau perlu sambil menunduk (menghormat). Pengemis yang Anda beri dengan cara seperti itu, akan terketuk hatinya, 'Belum pernah ada orang yang memberi dan menghargaiku seperti ini.' Maka terucap atau tidak, dia akan mendoakan Anda dengan kelimpahan rejeki, kesehatan dan kebahagiaan.

Banyak orang yang keliru dengan menolak pengemis yang mendatanginya, bahkan ada pula yang menghardiknya. Perbuatan itu sama saja dengan menutup pintu rejekinya sendiri.

Dalam kesempatan lain, ketika saya berjalan-jalan dengan beliau, beliau jelas mempraktekkan apa yang diucapkannya itu. Memberi pengemis dengan
selembar uang ribuan yang masih bagus dan memberikannya dengan dua tangan sambil sedikit membungkuk hormat. Saya lihat pengemis itu memang berbinar dan betapa berterima kasihnya.

### RAHASIA KETIGA ###

"Allah berjanji memberikan rejeki kepada kita dari jalan yang tidak disangka-sangka, " begitu beliau mengawali penjelasannya untuk rahasia ketiganya. "Tapi sedikit orang yang tahu, bagaimana caranya supaya itu cepat terjadi? Kebanyakan orang hanya menunggu. Padahal itu ada jalannya."

"Benar di Al Quran ada satu ayat yang kira-kira artinya : Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya diadakan-Nya jalan keluar baginya dan memberinya rejeki dari jalan/pintu yang tidak diduga-duga" , saya menimpali (QS Ath Thalaq 2-3).

"Nah, ingin tahu caranya bagaimana agar kita mendapatkan rejeki yang tidak diduga-duga? ," tanya beliau.

"Ya, bagaimana caranya?" jawab saya. Saya pikir cukup dengan bertaqwa, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka Allah akan mengirim rejeki itu datang untuk kita.

"Banyaklah menolong orang. Kalau ada orang yang butuh pertolongan, kalau ketemu orang yang kesulitan, langsung Anda bantu!" jawaban beliau ini
membuat saya berpikir keras. "Saat seperti itulah, Anda menjadi rejeki yang tidak disangka-sangka bagi orang itu. Maka tentu balasannya adalah Allah akan memberikan kepadamu rejeki yang tidak disangka-sangka pula."*

"Walau pun itu orang kaya?" tanya saya.

"Ya, walau itu orang kaya, suatu saat dia pun butuh bantuan. Mungkin dompetnya hilang, mungkin ban mobilnya bocor, atau apa saja. Maka jika Anda temui itu dan Anda bisa menolongnya, segera bantulah."

"Walau itu orang yang berpura-pura? Sekarang kan banyak orang jalan kaki, datang ke rumah kita, pura-pura minta sumbangan rumah ibadah, atau pura-pura belum makan, tapi ternyata cuma bohongan. Sumbangan yang katanya untuk rumah ibadah, sebenarnya dia makan sendiri," saya bertanya lagi.

"Ya walau orang itu cuma berpura-pura seperti itu," jawab beliau. "Kalau Anda tanya, sebenarnya dia pun tidak suka melakukan kebohongan itu. Dia itu
sudah frustasi karena tidak bisa bekerja atau tidak punya pekerjaan yang benar. Dia itu butuh makan, namun sudah buntu pikirannya. Akhirnya itulah
yang bisa dia lakukan. Soal itu nanti, serahkan pada Allah. Allah yang menghakimi perbuatannya, dan Allah yang membalas niat dan pemberian Anda."

### RAHASIA KEEMPAT ###

Wah, makin menarik, nih. Saya manggut-manggut. Sebenarnya saya tidak menyangka kalau pertanyaan asal-asalan saya tadi berbuah jawaban yang begitu serius dan panjang. Sekarang tinggal satu rahasia lagi, dari empat rahasia seperti yang dikatakan beliau sebelumnya.

"Yang keempat nih, Mas," beliau memulai. *"Jangan mempermainkan wanita".*

Hm... ini membuat saya berpikir keras. Apa maksudnya. Apakah kita membuat janji dengan teman wanita, lalu tidak kita tepati? Atau jangan biarkan wanita menunggu? Seperti di film-film saja.

"Maksudnya begini. Anda kan punya istri, atau suami. Itu adalah pasangan hidup Anda, baik di saat susah maupun senang. Ketika Anda pergi meninggalkan rumah untuk mencari nafkah, dia di rumah menunggu dan berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan Anda. Dia ikut besama Anda di kala Anda susah, penghasilan yang pas-pasan, makan dan pakaian seadanya, dia mendampingi Anda dan mendukung segala usaha Anda untuk berhasil."

"Lalu?" saya tak sabar untuk tahu kelanjutan maksudnya.

"Banyak orang yang kemudian ketika sukses, uangnya banyak, punya jabatan, lalu menikah lagi. Atau mulai bermain wanita (atau bermain pria, bagi yang perempuan). Baik menikah lagi secara terang-terangan, apalagi diam-diam, itu menyakiti hati pasangan hidup Anda. Ingat, pasangan hidup yang dulu mendampingi Anda di kala susah, mendukung dan berdoa untuk kesuksesan Anda. Namun ketika Anda mendapatkan sukses itu, Anda meninggalkannya. Atau Anda menduakannya. "

Oh... pelajaran monogami nih, pikir saya dalam hati.

"Banyak orang yang lupa hal itu. Begitu sudah jadi orang besar, uangnya banyak, lalu cari istri lagi. Menikah lagi. Rumah tangganya jadi kacau. Ketika merasa ditinggalkan, pasangan hidupnya menjadi tidak rela. Akhirnya uangnya habis untuk biaya sana-sini. *Banyak orang yang jatuh karena hal seperti ini. Dia lupa bahwa pasangan hidupnya itu sebenarnya ikut punya andil dalam kesuksesan dirinya," beliau melanjutkan.*

Hal ini saya buktikan sendiri, setiap saya datang ke rumahnya yang di Waru Sidoarjo, saya menjumpai beliau punya 1 istri, 2 anak laki-laki dan 1 anak
perempuan.

Perbincangan ini ditutup ketika kemudian ada tamu yang datang....


### KEDAHSYATAN SEDEKAH ###

Sedekah adalah penolak bala, penyubur pahala, dan melipatgandakan rezeki; sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat. Masya Allah!

Sahabat, betapa dahsyatnya sedekah yang dikeluarkan di jalan Allah yang disertai dengan hati ikhlas, sampai-sampai Rasul sendiri membuat perbandingan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, "Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut.

Kemudian mereka bertanya, 'Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?'.

Allah menjawab, ' Ada , yaitu besi'.

Para malaikat pun kembali bertanya, 'Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari besi?'.

Allah menjawab, ' Ada , yaitu api'.

Bertanya kembali para malaikat, 'Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu
yang lebih kuat dari api?'.

Allah menjawab, ' Ada , yaitu air'.

'Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?' tanya para malaikat.

Allah pun menjawab, ' Ada , yaitu angin'.

Akhirnya para malaikat bertanya lagi, 'Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?'.

Allah yang Mahakaya menjawab, ' Ada , yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya'

*Subhanallah. ... *


Salam sukses,


Junaedi
"Hidup bukan sekedar Hidup"


Meraih Sukses Mulia

Sejatinya, hidup itu terus bergerak
Layaknya tanaman yang terus tumbuh

Seperti hewan yang beranak pinak


Maka kehidupan manusia pun

semestinya terus bergerak maju
Memberi manfaat pada makhluk lain

Memberi guna penduduk bumi


Dan melahirkan cinta dari penghuni langit


"Sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada orang lain"
(Nabi Muhammad SAW)

Saya beruntung bisa bertemu Mr. Cheah di Brunei Darussalam. Ia adalah seorang guru besar bidang kesehatan warga negara Australia yang bekerja di Brunei Darussalam. Dalam sebuah obrolan dia bertanya pada saya, "Pak Jamil, kapan seseorang dikatakan sukses? Apakah Pak Jamil sudah sukses? Siapa contoh orang sukses?"

Pertanyaannya menggelitik saya. Mestinya, secara sederhana, seseorang dikatakan sukses bila telah memiliki "4-ta" (harta, tahta, kata, cinta) level tinggi. Jauh di atas rata-rata kebanyakan orang.

Level "4-ta" yang tinggi itu, diperoleh karena expertise (keahlian, core competence, prestasi) yang dimilikinya. Selain itu, "4-ta"’ yang dimiliki juga diperoleh dengan cara yang fair, tidak melanggar etika serta ajaran agama yang dianutnya.

Bila orientasi hidup kita hanya sukses semata, hidup akan terisolasi. Egoisme niscaya muncul di dalam diri kita. Boleh saja harta kita berlimpah, memiliki jabatan bergensi, berpendidikan tinggi, atau menjadi buah bibir di media massa, tapi jiwa dan
kehidupan terasa gersang. Bahkan boleh jadi, kita tak memiliki sahabat sejati, dibenci dan dimusuhi banyak orang.

SUKSES saja tak cukup. Kita perlu menambahkan satu kata lagi; MULIA. Orang bisa disebut hidup mulia bila ia mampu memberi banyak manfaat kepada orang lain. Orang mulia adalah orang yang senang berbagi. Elemen "4-ta" yang telah diperolehnya, dibagikan secara benar dan tepat kepada siapapun yang memerlukan.

Ajaran agama mengajarkan begitu. Bahwa di setiap harta yang kita miliki terdapat hak kaum miskin (dhuafa). Harta yang kita miliki harus disucikan dengan berzakat. Ada juga mekanisme membagi harta selain zakat yakni dengan wakaf, infak-sedekah, persepuluhan atau kegiatan sosial lainnya. Inilah perilaku berderma.

Perilaku berderma akan menyebabkan kehidupan kita dipenuhi keberkahan dan keberuntungan. Dalam konteks kehidupan riil, korelasi berderma dan keberkahan/keberuntungan ini bahkan pernah disurvei. Majalah Swa edisi April 2006 melaporkan, orang kaya yang semakin banyak berderma ternyata dia semakin kaya.

Orang mulia akan selalu memanfaatkan tahta dan posisi sosialnya untuk melahirkan orang-orang hebat. Ia akan memberi kesempatan kepada orang-orang yang dipimpinnya untuk terus maju dan berkembang. Tak ada dalam pikirannya untuk ‘mematikan’ karir orang yang dipimpinnya. Tahta yang ia punya, digunakan menciptakan kader-kader berilmu. Ia akan mendelegasikan tugas-tugas yang menantang bagi orang yang dipimpinnya.

Andrew Carnegie, orang terkaya di dunia abad ke-19, memiliki kader berilmu lebih dari 50 orang yang mengelilinginya setiap hari. Di atas batu nisannya tertulis: "Di sini terbaring seseorang yang dapat mencari orang-orang di sekitarnya yang lebih pandai daripada dirinya sendiri".

Berbagi kata (ilmu), memberi manfaat bukan hanya kepada si penerima curahan ilmu tapi juga bagi si pemberi ilmu. Semakin sering kita berbagi kata (ilmu) maka ilmu yang kita miliki akan semakin dalam. Selain itu, dalam ajaran Islam orang yang menebar ilmu akan diberi reward luar biasa.

Nabi Muhammad saw. pernah bersabda "Ketika anak adam meninggal putus seluruh amalnya kecuali tiga...", salah satunya adalah ilmu yang diamalkan dan disebarluaskan. Para penebar ilmu akan terus menerus mendapat kiriman pahala meski dia sudah terbujur kaku di dalam bumi.

Berbagi cinta, bisa dilakukan sebagaimana yang dilakukan Mak Eroh. Seorang perempuan peraih penghargaan Kalpataru. Dia mampu menggali saluran air melewati 8 bukit dari kali Cilutung menuju desanya di Pasir Kadu, di Kabupaten Garut.

Pada awalnya, selama 45 hari dia gali sendiri saluran air itu. Ia menerima banyak cemoohan karena orang-orang desanya menganggap apa yang dillakukannya adalah hal yang mustahil. Rasa cintanya pada warga desa yang kebanyakan miskin tak menyurutkan upayanya. Hasilnya, 60 hektar tanaman padi di kampungnya dapat dipanen 3 kali setahun.

Jadi, ukirlah terus expertise (prestasi dan core competence) kita agar mampu meraih level "4-ta" sempurna. Inilah cara meraih tingkatan sukses progresif, terus bergerak dan menanjak naik. Tapi jangan lupa, bagilah "4-ta" yang kita miliki kepada orang-orang di sekitar kita.

Usai diskusi Mr. Cheah tersenyum. Sambil menjabat tangan saya dia berkata ”saya ingin termasuk orang yang SUKSES dan MULIA.”

*Penulis adalah seorang Inspirator Sukses Mulia, Jamil Azzaini


Salam sukses,


Junaedi
"Hidup bukan sekedar Hidup"

Meraih Sukses Mulia

Sejatinya, hidup itu terus bergerak
Layaknya tanaman yang terus tumbuh

Seperti hewan yang beranak pinak


Maka kehidupan manusia pun

semestinya terus bergerak maju
Memberi manfaat pada makhluk lain

Memberi guna penduduk bumi


Dan melahirkan cinta dari penghuni langit


"Sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada orang lain"
(Nabi Muhammad SAW)

Saya beruntung bisa bertemu Mr. Cheah di Brunei Darussalam. Ia adalah seorang guru besar bidang kesehatan warga negara Australia yang bekerja di Brunei Darussalam. Dalam sebuah obrolan dia bertanya pada saya, "Pak Jamil, kapan seseorang dikatakan sukses? Apakah Pak Jamil sudah sukses? Siapa contoh orang sukses?"

Pertanyaannya menggelitik saya. Mestinya, secara sederhana, seseorang dikatakan sukses bila telah memiliki "4-ta" (harta, tahta, kata, cinta) level tinggi. Jauh di atas rata-rata kebanyakan orang.

Level "4-ta" yang tinggi itu, diperoleh karena expertise (keahlian, core competence, prestasi) yang dimilikinya. Selain itu, "4-ta"’ yang dimiliki juga diperoleh dengan cara yang fair, tidak melanggar etika serta ajaran agama yang dianutnya.

Bila orientasi hidup kita hanya sukses semata, hidup akan terisolasi. Egoisme niscaya muncul di dalam diri kita. Boleh saja harta kita berlimpah, memiliki jabatan bergensi, berpendidikan tinggi, atau menjadi buah bibir di media massa, tapi jiwa dan
kehidupan terasa gersang. Bahkan boleh jadi, kita tak memiliki sahabat sejati, dibenci dan dimusuhi banyak orang.

SUKSES saja tak cukup. Kita perlu menambahkan satu kata lagi; MULIA. Orang bisa disebut hidup mulia bila ia mampu memberi banyak manfaat kepada orang lain. Orang mulia adalah orang yang senang berbagi. Elemen "4-ta" yang telah diperolehnya, dibagikan secara benar dan tepat kepada siapapun yang memerlukan.

Ajaran agama mengajarkan begitu. Bahwa di setiap harta yang kita miliki terdapat hak kaum miskin (dhuafa). Harta yang kita miliki harus disucikan dengan berzakat. Ada juga mekanisme membagi harta selain zakat yakni dengan wakaf, infak-sedekah, persepuluhan atau kegiatan sosial lainnya. Inilah perilaku berderma.

Perilaku berderma akan menyebabkan kehidupan kita dipenuhi keberkahan dan keberuntungan. Dalam konteks kehidupan riil, korelasi berderma dan keberkahan/keberuntungan ini bahkan pernah disurvei. Majalah Swa edisi April 2006 melaporkan, orang kaya yang semakin banyak berderma ternyata dia semakin kaya.

Orang mulia akan selalu memanfaatkan tahta dan posisi sosialnya untuk melahirkan orang-orang hebat. Ia akan memberi kesempatan kepada orang-orang yang dipimpinnya untuk terus maju dan berkembang. Tak ada dalam pikirannya untuk ‘mematikan’ karir orang yang dipimpinnya. Tahta yang ia punya, digunakan menciptakan kader-kader berilmu. Ia akan mendelegasikan tugas-tugas yang menantang bagi orang yang dipimpinnya.

Andrew Carnegie, orang terkaya di dunia abad ke-19, memiliki kader berilmu lebih dari 50 orang yang mengelilinginya setiap hari. Di atas batu nisannya tertulis: "Di sini terbaring seseorang yang dapat mencari orang-orang di sekitarnya yang lebih pandai daripada dirinya sendiri".

Berbagi kata (ilmu), memberi manfaat bukan hanya kepada si penerima curahan ilmu tapi juga bagi si pemberi ilmu. Semakin sering kita berbagi kata (ilmu) maka ilmu yang kita miliki akan semakin dalam. Selain itu, dalam ajaran Islam orang yang menebar ilmu akan diberi reward luar biasa.

Nabi Muhammad saw. pernah bersabda "Ketika anak adam meninggal putus seluruh amalnya kecuali tiga...", salah satunya adalah ilmu yang diamalkan dan disebarluaskan. Para penebar ilmu akan terus menerus mendapat kiriman pahala meski dia sudah terbujur kaku di dalam bumi.

Berbagi cinta, bisa dilakukan sebagaimana yang dilakukan Mak Eroh. Seorang perempuan peraih penghargaan Kalpataru. Dia mampu menggali saluran air melewati 8 bukit dari kali Cilutung menuju desanya di Pasir Kadu, di Kabupaten Garut.

Pada awalnya, selama 45 hari dia gali sendiri saluran air itu. Ia menerima banyak cemoohan karena orang-orang desanya menganggap apa yang dillakukannya adalah hal yang mustahil. Rasa cintanya pada warga desa yang kebanyakan miskin tak menyurutkan upayanya. Hasilnya, 60 hektar tanaman padi di kampungnya dapat dipanen 3 kali setahun.

Jadi, ukirlah terus expertise (prestasi dan core competence) kita agar mampu meraih level "4-ta" sempurna. Inilah cara meraih tingkatan sukses progresif, terus bergerak dan menanjak naik. Tapi jangan lupa, bagilah "4-ta" yang kita miliki kepada orang-orang di sekitar kita.

Usai diskusi Mr. Cheah tersenyum. Sambil menjabat tangan saya dia berkata ”saya ingin termasuk orang yang SUKSES dan MULIA.”

*Penulis adalah seorang Inspirator Sukses Mulia, Jamil Azzaini


Salam sukses,


Junaedi
"Hidup bukan sekedar Hidup"

Monday, 8 June 2009

Belanja di "TOKO KEBAHAGIAAN"

Seorang
muda yang selalu resah dan gelisah menemui seorang bijak dan bertanya, ''
Berapa lamakah waktu yang saya butuhkan untuk memperoleh kebahagiaan?''

Orang bijak itu memandang si anak muda kemudian menjawab,
''Kira-kira sepuluh tahun.''

Mendengar hal itu anak muda tadi terkejut,
''Begitu lama?'' tanyanya tak percaya.

''Tidak,'' kata si orang bijak, ''Saya keliru.
Engkau membutuhkan 20 tahun.''

Anak muda itu bertambah bingung.
''Mengapa Guru lipatkan dua,?'' tanyanya keheranan.

Orang bijak kemudian berkata,
''Coba pikirkan, dalam hal ini mungkin engkau membutuhkan 30 tahun.''

Apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika membaca cerita di atas?
Tahukah Anda mengapa semakin banyak orang muda itu bertanya,
semakin lama pula waktu yang diperlukannya untuk mencapai kebahagiaan?

Lantas,
bagaimana cara kita mendapatkan kebahagiaan?

Sebagaimana yang telah banyak disampaikan,
kebahagiaan hanya akan dicapai kalau
kita mau melakukan pencarian ke dalam.

Namun,
itu semua tidak dapat Anda peroleh dengan cuma-cuma.
Anda harus mau membayar harganya.

Agar lebih mudah kita gunakan analogi sebuah toko.
Nama toko itu adalah ''Toko Kebahagiaan.''

Di sana tidak ada barang yang bernama 'Kebahagiaan'' karena
''Kebahagiaan'' itu sendiri TIDAK DIJUAL.

Namun,
toko ini menjual semua barang yang merupakan
unsur-unsur pembangun kebahagiaan, antara lain:
KESABARAN, KEIKHLASAN, RASA SYUKUR, KASIH SAYANG, KEJUJURAN,
KEPASRAHAN dan RELA MEMAAFKAN.

Inilah ''barang-barang'' yang Anda perlukan untuk mencapai kebahagiaan.

Tetapi,
berbeda dari toko biasa, toko ini tidak menjual produk jadi.
Yang dijual di sini adalah BENIH.

Jadi, kalau
Anda tertarik untuk Membeli ''Kesabaran''
Anda hanya akan mendapatkan ''Benih Kesabaran.''

Karena itu,
segera setelah Anda pulang ke rumah Anda harus Berusaha Keras
untuk Menumbuhkan Benih tersebut Sampai ia Menghasilkan BUAH KESABARAN.

Setiap Benih yang Anda beli di toko tersebut Mengandung
Sejumlah Persoalan yang Harus Anda Pecahkan.

Hanya bila Anda MAMPU Memecahkan Persoalan tersebut,
Anda akan Menuai Buahnya.

Benih yang dijual di toko itu juga bermacam-macam tingkatannya.
''Kesabaran Tingkat 1,'' misalnya, berarti menghadapi kemacetan
lalu lintas atau pengemudi bus yang ugal-ugalan.

''Kesabaran Tingkat 2''
berarti menghadapi orang yang sewenang-wenang atau
orang yang suka memfitnah.

''Kesabaran Tingkat 3'',
misalnya, adalah menghadapi keluarga Anda yang sendiri.

Menu yang lain misalnya ''BERSYUKUR''
''Bersyukur Tingkat 1''
adalah bersyukur di kala SENANG, sementara

''Bersyukur Tingkat 2''
adalah bersyukur di kala SUSAH.

''KEJUJURAN Tingkat 1,''
misalnya,
kejujuran dalam Kondisi Biasa, sementara

''Kejujuran Tingkat 2''
adalah kejujuran dalam Kondisi TERANCAM.

Inilah sebagian produk yang dapat dibeli di ''Toko Kebahagiaan''.

Setiap produk yang dijual di toko tersebut Berbeda-beda Harganya
sesuai dengan KUALITAS KARAKTER yang Ditimbulkannya.

Yang TERMAHAL ternyata adalah ''Kesabaran'' karena
kesabaran ini merupakan Bahan Baku dari
Segala Macam Produk yang Dijual di sana.

Seorang filsuf pernah mengatakan,
''Apa yang Kita Peroleh dengan TERLALU MUDAH PASTI KURANG Kita HARGAI.
Hanya Harga yang MAHAL-lah yang Memberi NILAI kepada SEGALANYA.
Tuhan Tahu Bagaimana MEMASANG Harga yang Tepat pada Barang-barangnya.''

Dengan cara pandang seperti ini kita akan menghadapi masalah secara berbeda.
Kita akan Bersahabat dengan Masalah.
Kita pun akan Menyambut Setiap Masalah yang Ada dengan
Penuh KEGEMBIRAAN karena Dalam Setiap Masalah Senantiasa Terkandung
''OBATdan VITAMIN'' yang Sangat Kita Butuhkan.

Dengan demikian Anda akan BERTERIMA KASIH kepada
Orang-orang yang Telah Menyusahkan Anda karena
Mereka Memang ''diutus'' untuk Membantu Anda.

Pengemudi yang ugal-ugalan, orang yang jahat,
orang yang sewenang-wenang adalah
Peluang untuk MEMBENTUK Kesabaran.

Penghasilan yang Pas-pasan adalah
peluang untuk MENUMBUHKAN RASA SYUKUR.

Suasana yang Ribut dan Gaduh adalah
Peluang untuk MENUMBUHKAN KONSENTRASI.

Orang-orang yang TAK TAHU BERTERIMA KASIH adalah
Peluang untuk Menumbuhkan PERASAAN KASIH Tanpa Syarat.

Orang-orang yang MENYAKITI Anda adalah
Peluang untuk MENUMBUHKAN Kualitas RELA MEMAAFKAN.

Sebagai penutup Marilah kita Renungkan ungkapan berikut ini:
''Aku memohon Kekuatan dan
Tuhan memberiku Kesulitan-kesulitan untuk Membuatku KUAT.
Aku memohon Kebijaksanaan dan
Tuhan memberiku Masalah untuk Diselesaikan.
Aku memohon Kemakmuran dan
Tuhan memberiku TUBUH dan OTAK untuk Bekerja.
Aku memohon Keberanian dan
Tuhan memberiku berbagai BAHAYA untuk aku Atasi.
Aku memohon Cinta dan
Tuhan memberiku Orang-orang yang Bermasalah untuk Aku Bantu.
Aku mohon Berkah dan Tuhan memberiku berbagai Kesempatan.
Aku Tidak Memperoleh Apapun yang Aku Inginkan,
tetapi Aku MENDAPATKAN Apapun yang Aku BUTUHKAN.''

(Oleh Kamila Vyndarti)


Salam sukses,


Junaedi
"Hidup bukan sekedar Hidup"

Belanja di "TOKO KEBAHAGIAAN"

Seorang
muda yang selalu resah dan gelisah menemui seorang bijak dan bertanya, ''
Berapa lamakah waktu yang saya butuhkan untuk memperoleh kebahagiaan?''

Orang bijak itu memandang si anak muda kemudian menjawab,
''Kira-kira sepuluh tahun.''

Mendengar hal itu anak muda tadi terkejut,
''Begitu lama?'' tanyanya tak percaya.

''Tidak,'' kata si orang bijak, ''Saya keliru.
Engkau membutuhkan 20 tahun.''

Anak muda itu bertambah bingung.
''Mengapa Guru lipatkan dua,?'' tanyanya keheranan.

Orang bijak kemudian berkata,
''Coba pikirkan, dalam hal ini mungkin engkau membutuhkan 30 tahun.''

Apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika membaca cerita di atas?
Tahukah Anda mengapa semakin banyak orang muda itu bertanya,
semakin lama pula waktu yang diperlukannya untuk mencapai kebahagiaan?

Lantas,
bagaimana cara kita mendapatkan kebahagiaan?

Sebagaimana yang telah banyak disampaikan,
kebahagiaan hanya akan dicapai kalau
kita mau melakukan pencarian ke dalam.

Namun,
itu semua tidak dapat Anda peroleh dengan cuma-cuma.
Anda harus mau membayar harganya.

Agar lebih mudah kita gunakan analogi sebuah toko.
Nama toko itu adalah ''Toko Kebahagiaan.''

Di sana tidak ada barang yang bernama 'Kebahagiaan'' karena
''Kebahagiaan'' itu sendiri TIDAK DIJUAL.

Namun,
toko ini menjual semua barang yang merupakan
unsur-unsur pembangun kebahagiaan, antara lain:
KESABARAN, KEIKHLASAN, RASA SYUKUR, KASIH SAYANG, KEJUJURAN,
KEPASRAHAN dan RELA MEMAAFKAN.

Inilah ''barang-barang'' yang Anda perlukan untuk mencapai kebahagiaan.

Tetapi,
berbeda dari toko biasa, toko ini tidak menjual produk jadi.
Yang dijual di sini adalah BENIH.

Jadi, kalau
Anda tertarik untuk Membeli ''Kesabaran''
Anda hanya akan mendapatkan ''Benih Kesabaran.''

Karena itu,
segera setelah Anda pulang ke rumah Anda harus Berusaha Keras
untuk Menumbuhkan Benih tersebut Sampai ia Menghasilkan BUAH KESABARAN.

Setiap Benih yang Anda beli di toko tersebut Mengandung
Sejumlah Persoalan yang Harus Anda Pecahkan.

Hanya bila Anda MAMPU Memecahkan Persoalan tersebut,
Anda akan Menuai Buahnya.

Benih yang dijual di toko itu juga bermacam-macam tingkatannya.
''Kesabaran Tingkat 1,'' misalnya, berarti menghadapi kemacetan
lalu lintas atau pengemudi bus yang ugal-ugalan.

''Kesabaran Tingkat 2''
berarti menghadapi orang yang sewenang-wenang atau
orang yang suka memfitnah.

''Kesabaran Tingkat 3'',
misalnya, adalah menghadapi keluarga Anda yang sendiri.

Menu yang lain misalnya ''BERSYUKUR''
''Bersyukur Tingkat 1''
adalah bersyukur di kala SENANG, sementara

''Bersyukur Tingkat 2''
adalah bersyukur di kala SUSAH.

''KEJUJURAN Tingkat 1,''
misalnya,
kejujuran dalam Kondisi Biasa, sementara

''Kejujuran Tingkat 2''
adalah kejujuran dalam Kondisi TERANCAM.

Inilah sebagian produk yang dapat dibeli di ''Toko Kebahagiaan''.

Setiap produk yang dijual di toko tersebut Berbeda-beda Harganya
sesuai dengan KUALITAS KARAKTER yang Ditimbulkannya.

Yang TERMAHAL ternyata adalah ''Kesabaran'' karena
kesabaran ini merupakan Bahan Baku dari
Segala Macam Produk yang Dijual di sana.

Seorang filsuf pernah mengatakan,
''Apa yang Kita Peroleh dengan TERLALU MUDAH PASTI KURANG Kita HARGAI.
Hanya Harga yang MAHAL-lah yang Memberi NILAI kepada SEGALANYA.
Tuhan Tahu Bagaimana MEMASANG Harga yang Tepat pada Barang-barangnya.''

Dengan cara pandang seperti ini kita akan menghadapi masalah secara berbeda.
Kita akan Bersahabat dengan Masalah.
Kita pun akan Menyambut Setiap Masalah yang Ada dengan
Penuh KEGEMBIRAAN karena Dalam Setiap Masalah Senantiasa Terkandung
''OBATdan VITAMIN'' yang Sangat Kita Butuhkan.

Dengan demikian Anda akan BERTERIMA KASIH kepada
Orang-orang yang Telah Menyusahkan Anda karena
Mereka Memang ''diutus'' untuk Membantu Anda.

Pengemudi yang ugal-ugalan, orang yang jahat,
orang yang sewenang-wenang adalah
Peluang untuk MEMBENTUK Kesabaran.

Penghasilan yang Pas-pasan adalah
peluang untuk MENUMBUHKAN RASA SYUKUR.

Suasana yang Ribut dan Gaduh adalah
Peluang untuk MENUMBUHKAN KONSENTRASI.

Orang-orang yang TAK TAHU BERTERIMA KASIH adalah
Peluang untuk Menumbuhkan PERASAAN KASIH Tanpa Syarat.

Orang-orang yang MENYAKITI Anda adalah
Peluang untuk MENUMBUHKAN Kualitas RELA MEMAAFKAN.

Sebagai penutup Marilah kita Renungkan ungkapan berikut ini:
''Aku memohon Kekuatan dan
Tuhan memberiku Kesulitan-kesulitan untuk Membuatku KUAT.
Aku memohon Kebijaksanaan dan
Tuhan memberiku Masalah untuk Diselesaikan.
Aku memohon Kemakmuran dan
Tuhan memberiku TUBUH dan OTAK untuk Bekerja.
Aku memohon Keberanian dan
Tuhan memberiku berbagai BAHAYA untuk aku Atasi.
Aku memohon Cinta dan
Tuhan memberiku Orang-orang yang Bermasalah untuk Aku Bantu.
Aku mohon Berkah dan Tuhan memberiku berbagai Kesempatan.
Aku Tidak Memperoleh Apapun yang Aku Inginkan,
tetapi Aku MENDAPATKAN Apapun yang Aku BUTUHKAN.''

(Oleh Kamila Vyndarti)


Salam sukses,


Junaedi
"Hidup bukan sekedar Hidup"